• Home
  • KOREA SELATAN YANG MENDERITA ANGKA KELAHIRAN RENDAH

KOREA SELATAN YANG MENDERITA ANGKA KELAHIRAN RENDAH

Jumlah Angka Kelahiran Pada Tahun 2022 Akan Turun Di Bawah 800.000 Untuk Pertama Kalinya. Menurut Kementerian Kesehatan. Perburuhan Dan Kesejahteraan. Jumlah Kelahiran Pada Tahun 2022 Akan Menjadi 799.728. Jumlahnya Menurun Sekitar 43.000 (5.1%) Dari Tahun 2009. Ini Adalah Tahun Ketujuh Berturut-turut Angka Kelahiran Turun. Dan Pertama Kali Turun Di Bawah 800.000 Sejak Statistik Mulai Disimpan. Perdana Menteri Fumio Kishida. Yang Mengadvokasi Langkah-langkah Untuk Menangani Penurunan Angka Kelahiran. Mengatakan Kepada Wartawan. “Saya Menyadari Bahwa Ini Adalah Situasi Kritis.”

Angka Kelahiran

Yang Lebih Buruk Dari Jepang Adalah Negara Tetangga Korea Selatan.

Menurut Data Yang Dirilis Kantor Statistik Korea Pada 22 Februari. Tingkat Kesuburan Korea Selatan Pada 2022 Adalah 0.78. Turun Dari 0.81 Pada Tahun Sebelumnya. Itu Jumlah Terendah Dari Setiap Anggota Organisasi Untuk Kerjasama Ekonomi Dan Pembangunan (Oecd). Seorang Pria Korea Wiraswasta Berusia 50-an Yang Tinggal Di Seoul Berkata. “Tingkat Kesuburan Jepang Masih Di Atas 1. Dibandingkan Dengan Kami. Terlihat Jauh Lebih Baik.”

Ada Banyak Alasan Penurunan Angka Kelahiran Di Korea Selatan. Termasuk Melambungnya Harga Real Estate Dan Sistem Sosial Yang Tidak Memadai. Salah Satu Yang Paling Serius Adalah Masalah Pendidikan. Persaingan Latar Belakang Pendidikan Korea Dapat Diringkas Dalam Satu Kata. “Sengit”.

See also  Perawatan Mobil Idealnya Luar Dan Dalam

Sejak Mereka Masih Anak-anak Prasekolah. Anak-anak Mulai Bersekolah Di Sekolah-sekolah Yang Disebut ‘sekolah’.

Saat Waktunya Berangkat Sekolah. Bus Kuning Mulai Berkumpul Di Sekitar Sekolah. Itu Bus Antar Jemput Sekolah. Jadi Anak-anak Belajar Setiap Malam Sampai Setelah Jam 10 Malam. Persaingan Sekolah Menjejalkan Untuk Menarik Anak-anak Sedang Memanas. Dan Beberapa Pemerintah Daerah Bahkan Memiliki Peraturan Yang Melarang Pengoperasian Sekolah Menjejalkan Dari Tengah Malam Hingga Subuh.

Pria Ini Memiliki Anak Laki-laki Tertua Yang Mendapat Pekerjaan Beberapa Tahun Lalu. Putra Tertua Saya Dengan Senang Hati Lulus Dari Universitas Nasional Seoul. Universitas Yang Paling Sulit. Sejak Putra Sulungnya Duduk Di Bangku Sekolah Dasar. Pria Itu Menghabiskan 2 Juta Won (Sekitar 210.000 Yen) Untuk Biaya Pendidikan Swasta Setiap Bulan. Pria Itu Berkata. “ Melihat Alamat Pelamar Yang Berhasil Ke Universitas Nasional Seoul. Mereka Semua Terkonsentrasi Di Gangnam. Seoul. Area Ini Seringkali Merupakan Area Pemukiman Kelas Atas.

Seorang Kenalan Laki-laki Pindah Ke Gangnam Demi Anak-anaknya. Itu Adalah Apartemen Kecil Seluas 20 Pyeong (Sekitar 66 Meter Persegi). Tetapi Dikatakan Bahwa Dia Membayar 2 Miliar Won (Sekitar 210 Juta Yen) Sebagai Uang Jaminan Yang Disebut “Jeonse” Kepada Pemilik Sebagai Pengganti Sewa Bulanan.

See also  HANYA SAJA WAKTUNYA TELAH TIBA, DAN BANYAK PENGECER AS AKAN BANGKRUT LAGI TAHUN INI

Di Korea Selatan. Ada Eksistensi Bernama “ilta Lecturer (Gangsa)” Yang Baru-baru Ini Menjadi Terkenal Setelah Dijadikan Drama. Itu Berarti “ Seorang Guru Brilian Yang Bisa Masuk Ke Sekolah Yang Sulit Dengan Satu Pukulan”. Jika Anda Melihat Sns Korea. Anda Akan Melihat Postingan Oleh “Instruktur Ilta” Yang Menikmati Gaya Hidup Ceria. Seperti “Penghasilan Tahunan 500 Juta Won” Dan “Saya Membeli Mobil Asing Yang Mewah.” Keberadaan Profesi Semacam Itu Memberi Tahu Kita Bahwa Ada

Banyak Orang Tua Dan Anak Yang Ingin Masuk Universitas Bagus Dengan Biaya Berapa Pun.

Selain Itu. Di Korea Selatan. “Tanggung Jawab Orang Tua” Sudah Ada Sejak Lama. Seorang Mantan Diplomat Berusia 60-an Yang Sudah Lama Tinggal Di Luar Negeri Mengatakan. “di Amerika Serikat. Orang Tua Bertanggung Jawab Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi. Anak-anak Bertanggung Jawab Membayar Biaya Masuk Perguruan Tinggi. Sebaliknya. Di Korea Selatan. Saya Harus Mengurus Anak-anak Saya Untuk Waktu Yang Lama.” Di Korea Selatan. Ketika Seorang Anak Menikah. Orang Tua Biasanya Mengurus Biaya Upacara Pernikahan Dan Rumah Baru. Di Korea Selatan. Pendapatan Ganda Telah Lama Ditetapkan. Untuk Menutupi Kekurangan Sistem Sosial. Kedua Orang Tua Sering Mengasuh Cucunya Saat Pasangan Tersebut Bekerja.

Selanjutnya. Ketika Ditanya Tentang Syarat Menyekolahkan Cucu Mereka Ke Universitas Yang Bagus. Orang Korea Semua Setuju Bahwa Ketidakpedulian Sang Ayah. Kemampuan Sang Ibu Untuk Mendapatkan Informasi. Dan Kekuatan Finansial Sang Kakek. Seorang Mantan Diplomat Juga Mengatakan. “Tidak Peduli Berapa Lama Saya Tinggal. Saya Akan Mengurus Anak-anak Saya. Itulah Mengapa Memiliki Anak Adalah Sebuah Beban.”

See also  ALAT PENCEGAHAN KECELAKAAN MOBIL MEMBUAT JALAN LEBIH AMAN - DAN PERBAIKAN MENJADI LEBIH RUMIT

Seorang Wanita Yang Belum Menikah Berusia 30-an Yang Bekerja Di Media Di Korea Selatan Berkata.

“Saya Pikir Saya Akan Menikah Suatu Hari Nanti. Tidak Bisa Mengatakan Saya Ingin. Pikir Akan Lebih Baik Jika Kita Bisa Menghentikan Kompetisi Akademik Yang Sengit Ini. Tapi Melihat Sekeliling. Saya Tidak Dapat Menemukan Keberanian Untuk Menghentikan Hanya Anak-anak Saya Sendiri.”

Menurut Keizo Takemi. Anggota House Of Councilors Yang Berpengalaman Dalam Administrasi Kesehatan. Tenaga Kerja Dan Kesejahteraan. Situasi Di Jepang Dan Korea Selatan Lebih Sulit Daripada Di Prancis. Yang Sering Dilihat Sebagai “Model” Untuk Keberhasilannya. Kebijakan Angka Kelahiran. Takemi Berkata. “Melawan Penurunan Angka Kelahiran Adalah Penanggulangan Yang Paling Penting Terhadap Populasi Yang Menua. Namun. Prancis Membutuhkan Waktu 90 Hingga 100 Tahun Untuk Persentase Orang Berusia 65 Tahun Ke Atas Untuk Meningkat Dari 7% Menjadi 14% Dari Total Populasi. Ini Berarti Bahwa Mereka Memiliki Banyak Waktu Untuk Mempersiapkan Penurunan Angka Kelahiran. Sementara Jepang Hanya Membutuhkan Waktu 22 Tahun Dan Korea Selatan Hanya Membutuhkan Waktu 19 Tahun.”

Beberapa Media Dan Opini Publik Korea Selatan Mulai Menyuarakan Suara Sedih Bahwa “Negara Akan Hilang Jika Keadaan Terus Berlanjut”.